Doktor Honoris Causa dari ITB untuk Jusuf Kalla

Author :

Hari senin 13 Januari 2020 bertempat di Aula Barat ITB Jusuf Kalla mendapatkan Doktor Honoris Causa dari ITB. Para professor promotor menilai kiprah JK dalam bidang produktivitas layak diapresiasi. 


Ketua Promotor menyampaikan bahwa JK kiprahnya selama 50 tahun di dunia bisnis dan pemerintahan telah menerapkan dengan baik prinsip "lebih murah, lebih cepat, lebih baik". 

Ada lima hal yg dicatat sebagai kiprah monumental JK terkait dengan teknologi. Pertama yaitu produk garbarata yang dibuat oleh Bukaka Teknik Utama dengan harga lebih murah dari produk luar negeri. Juga kualitas lebih bagus karena akhirnya dapat dijual ke bandara Internasional kelas dunia seperti Jepang dan lainnya. 

Kedua yaitu konversi minyak tanah ke gas. Bermodal 60 juta untuk penelitian akhirnya diputuskan untuk mengganti minyak tanah dengan gas yang mampu menghemat subsidi dari 40 Trilyun menjadi 20 Trilyun. Tuntas dalam waktu 3 bulan untuk 60 juta keluarga. Oleh Asosiasi Gas Internasional program ini dinilai sebagai yang terbaik dan tercepat di dunia.

Ketiga yaitu pembangunan bandara dengan desain yang modern, tenaga kerja dalam negeri dan biaya yang lebih murah. Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar semula akan dibangun melalui kerja sama dengan Perancis. Biaya 4.5 Trilyun melalui dana pinjaman. JK memerintahkan untuk desain dan konstruksi sendiri oleh tenaga ahli dalam negeri. Akhirnya bisa selesai dengan biaya hanya 1.8 Trilyun. Lebih murah dan lebih cepat. Kualitas juga bagus. Hal yang sama di bandara Kuala Namu Medan dan Ngurah Rai Bali. 

Keempat yaitu mewujudkan panser produk Indonesia. Sebelumnya panser harus impor dengan harga yang mahal. Padahal tenaga ahli Indonesia mampu membuatnya sendiri. Namun hanya dalam bentuk prototipe yang dipamerkan. Tapi belum bisa diproduksi. 

JK dengan leadershipnya akhirnya dapat mewujudkannya dalam bentuk produksi nyata. Melalui kolaborasi Pindad, Krakatau Steel, LEN, Bukaka, United Tractor, BPPT dan ITB akhirnya sampai saat ini telah diproduksi 400 unit panser dengan harga lebih murah 50 persen. Atas prestasi itu JK diminta memberi nama panser tersebut. Maka di namailah Anoa binatang khas Sulawesi.

Kelima yaitu PLTA yang mandiri. Selama ini PLTA dikerjakan oleh tenaga asing. JK dengan semangat "cahaya dari air" membangun PLTA di Poso yang baru selesai dilanda konflik. Dengan tenaga kerja dan dana dalam negeri akhirnya terwujud 195 MW setelah dibangun selama 7 tahun. Lalu berbekal pengalaman itu selanjutnya hanya 3 tahun dapat membangun yang 125 MW. 

Kembali JK membuktikan bahwa tenaga ahli dalam negeri juga mampu. Bahkan biaya lebih murah dan teknologi juga lebih baik. Sekarang berlanjut di Malea Toraja 300 MW dan Kerinci Jambi yang lebih rumit karena harus membuat terowongan 10 km dan 14 km menembus gunung. Keduanya akan beroperasi di tahun 2020 dan 2023.

Di akhir paparannya JK menyimpulkan ada enam kunci agar produktivitas meningkat sebagai pengusaha dan pejabat pemerintahan. Pertama, pentingnya keberanian dan ketegasan untuk memulai dan mengambil resiko. Kedua, pentingnya kualitas SDM. Ketiga, pentingnya manajemen dan akumulasi knowledge. Keempat, pentingnya peran enterpreneur. Kelima, pentingnya peran Perguruan Tinggi. Keenam, pentingnya wisdom untuk selalu mendatangkan manfaat bagi semua pihak. 

JK menutup orasinya dengan kata kata mutiara  "sukses kita tidak diukur hanya dari seberapa hebat kita berkarya, tapi lebih penting lagi adalah dari seberapa besar manfaat dari karya kita bagi sesama".

Previous PostRenungan Akhir Tahun
Next PostLima Kunci Kehidupan
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR