Leadership di Era Krisis

Author :

Hampir semua negara di dunia ini menghadapi krisis karena Covid-19. Bukan hanya krisis kesehatan tapi dampaknya sampai kepada krisis ekonomi. Ekonomi dunia melambat bahkan Bank Dunia memperkirakan secara global -0,3%. Indonesia sendiri diprediksi masih tumbuh 0,5%. 

Menghadapi krisis ini membutuhkan tindakan kepemimpinan yang tepat. Dibutuhkan pemimpin yang siap menghadapi krisis baik di pemerintahan, dunia usaha, dunia industri, lembaga pendidikan maupun organisasi kemasyarakatan.

Pada organisasi pemerintahan pemimpin di semua level dari Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Lurah, RW dan RT harus mampu menerapkan kepemimpinan di era krisis. Juga di lembaga bisnis, pendidikan dan sosial. 

Menurut Pambudi ada 4 langkah atau tindakan leadership di era krisis. Apa saja langkahnya? Dapat disingkat dalam 4C yaitu calm, confident, communication, dan collaborate. 

Calm artinya tenang. Pemimpin dalam kondisi apapun tidak boleh panik apalagi sampai emosinya lepas kontrol. Pemimpin tidak boleh marah yang berlebihan sampai tak dapat berpikir jernih. Tegas dibutuhkan tapi bukan keras dan kasar. Tegas dan tetap tenang sehingga langkahnya cepat dan tepat.

Ketenangan pemimpin di masa krisis dampaknya akan membuat rakyat atau anggotanya juga tenang. Namun tenang bukan berarti diam tak berbuat. Bukan masa bodoh dan cuek. Tenang hatinya tapi pikiran dan tindakannya aktif. 

Langkah kedua yaitu confident atau percaya diri. Maksudnya optimis bisa mengatasi masalah. Tapi bukan sombong atau menganggap enteng masalah. Kalau menganggap enteng malah bahaya karena tidak bertindak secara cepat dan tepat. Kita bisa lihat pada awal tahun 2020 sebelum ada yang dinyatakan positif di Indonesia. Saat itu pemimpin di Indonesia cenderung percaya diri yang menyepelekan masalah. Akibatnya saat masa pandemi datang tidak siap.

Selanjutnya setelah calm dan confident maka harus communicate atau berkomunikasi dengan tim kerja dan rakyat. Komunikasi dilakukan untuk menggali dan mencari solusi. Juga membangun motivasi, mengedukasi dan menyadarkan masyarakat agar bertindak tepat dalam menghadapi krisis.

Setelah communicate maka langkah terakhir yaitu collaborate atau kerja sama. Menghadapi krisis Covid tidak bisa kerja sendiri. Harus kerja sama lintas sektoral. Kerja sama akan berjalan jika semua ada kepedulian (care) dan kepercayaan (trust). Itu terwujud jika antar anggota tim ada komunikasi yang terbuka (open communication).

Semoga pemimpin negeri ini pada semua level dapat tetap calm, confident, communicate dan collaborate. Kolaborasi dalam tindakan yang tepat dan cepat. Bukan gegabah yang salah langkah. Harapannya terbangun kepercayaan dan dukungan dari rakyat untuk bersama melawan Covid-19. Semoga badai covid segera berlalu. Amin.

Previous PostKenaikan Kelas
Next PostTiga Tanda Sukses Ramadhan
ARSIP MESSAGE OF THE DIRECTOR