Spritualisasi Materi Debat: Debat ala Imam Syafi’i
“Demi Allah, tidaklah aku mendebat seseorang melainkan berharap akulah yang keliru.”
Kalimat di atas merupakan salah satu kutipan popular dari Imam Syafi’i. Imam Syafi’I dikenal dengan kecerdasannya dalam berbicara, terutama pembicaraan terkait ilmu fiqih. Menurut sejarah, tak sedikit kaum intelektual yang tak berkutik ketika harus beradu argumen dengan beliau.
Dari kutipan di atas, sangat terlihat karakter rendah hati yang dimilliki oleh Imam Syafi’i. padahal sampai saat ini, ilmu milik Imam Syafi’I tidak mampu disetarakan atau dilampaui oleh siapapun. Kaum-kaum intelektual yang kerap kali menjadi lawan debat dari Imam Syafi’i selalu dijadikan sebagai ajang pembuktian kemampuan intelektual yang dimiliki oleh beliau. Ketika harus menempuh jalur debat dengan orang lain, maka Imam Syafi’i selalu memosisikan diri sebagai pendebat yang salah dalam persepsi sehingga dia mampu mempelajari ilmu baru dari lawan debatnya. Ilmu yang dimiliki oleh beliau sama sekali tidak menimbulkan efek arogansi, apalagi gengsi. Maka tak heran jika Imam Syafi’i juga dijuluki sebagai ‘gudang ilmu’ karena memang beliau tak pernah memosisikan diri sebagai orang yang berilmu untuk mendapatkan sebuah ilmu.
Dengan segudang ilmu yang dimiliki oleh Imam Syafi’i, apakah beliau pernah kalah dalam beradu argumen terkait sebuah pendapat atau keilmuan. Hal tersebut dijawab secara tidak langsung oleh beliau dalam kutipan popular lainya. Bunyi kutipan tersebut adalah “ Setiap kali berdebat dengan kaum intelektual, aku selalu menang. Akan tetapi, kalau aku berdebat dengan orang bodoh, aku kalah tanpa daya.”
Kutipan tersebut kembali membuktikan karakter yang dimiliki oleh Imam Syafi’i. Selain membuktikan kemampuan intelektual beliau, kutipan tersebut juga membuktikan karakter tenang yang dimilikinya. Secara logika, ketika berdebat dengan orang bodoh, Imam Syafi’i bisa saja menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk ‘membantai’ lawan debatnya tersebut. Namun, Imam Syafi’I justru berperilaku yang berbeda. Beliau tau kalau berdebat dengan orang yang tidak memiliki ilmu hanya akan membuang waktunya dan tak memiliki manfaat. Ketika terjebak dengan perdebatan seperti itu, maka belau akan memilih untuk mengakui kekalahan dan memilih untuk bergegas meninggalkan lawan debatnya tersebut.
Materi debat merupakan salah satu materi yang diajarkan di tingkatan SMA kelas X. Materi =ini bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir dan berbicara para siswa. Dengan pengajaran materi ini, para siswa diharapkan mampu menyampaikan pikiran kritis mereka secara pasih. Mereka juga diharapkan mampu membantah argumen-argumen negatif yang bisa saja menimbulkan kekacauan. Dengan pengajaran materi debat, diharapkan kelak mereka mampu menjadi seorang pejuang yang mampu menjalankan amal makruf nahi mungkar melalui perang argumen. Tapi di sisi lain, kemampuan debat yang diajarkan kepada siswa harus dibarengi dengan kerendahan hati dan sikap tanang ala Imam Syafi’i agar kelak meraka mampu menjadi sosok yang berilmu tapi tetap rendah hati. Spritualisasi yang menceritakan sosok Imam Syafi’i sebelum masuk ke inti materi debat, diharapkan mampu menjadi sebuah cerita yang menyadarkan mereka bahwa sebuah ilmu tetap harus dibarengi dengan karakter yang baik.
Taufiq Irham, S.Pd.

