
ISTIQOMAH YANG PALING DI CINTAI ALLAH
Penulis : Haeruddin. S.H.I (Pembina_Boarding Athirah Bukit Baruga)
Amalan inilah yang lebih dicintai oleh Allah Ta’ala. Dalam pelajaran buku hadis yang telah diajarkan oleh anak-anak asrama boarding school Athirah Bukit Baruga tepat pada hadis yang ke 23 Rosulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “ bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam pernah ditanya oleh salah seorang sahabat Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala,?maka Nabi menjawab amalan yang kontinu walaupun itu sedikit”(.H,R Bukhori).
Perlu diketahui bahwa tanda diterimanya suatu amalan adalah apabila amalan tersebut membuahkan amalan ketaatan berikutnya. Diantara bentuknya adalah apabila amalan tersebut dilakukan secara kontinu (rutin). Sebaliknya tanda tertolaknya suatu amalan (alias tidak diterima), apabila amalan tersebut malah membuahkan kejelekan setelah itu.
Para ulama kita mengartikan hadis diatas bahwa yang dimaksud dengan sedikit serta terus menerus adalah agar kita bisa pertengahan dalam melakukan amalan dan berusaha melakukan suatu amalan sesuai dengan kemampuan. Karena amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang rutin dilakukan walaupun itu sedikit sebab Nabi pun demikian amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah amalan yang terus menerus dilakukan (kontinu) dan Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ’Abdullah bin ’Umar Yaitu Ibnu ’Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam.
Apa
hikma amalan terus-menerus dilakukan diantanya adalah:
Pertamah, melakukan amalan yang sedikit namun kontinu akan membuat amalan tersebut langgeng, artinya akan terus tetap ada.
Kedua, adalah amalan yang kontinu akan terus mendapat pahala. Berbeda dengan amalan yang dilakukan sesekali saja meskipun jumlahnya banyak maka ganjarannya akan terhenti pada waktu dia beramal. Bayangkan jika amalan tersebut dilakukan terus menerus, maka pahalanya akan terus ada walaupun amalan yang dilakukan sedikit.
Ketiga adalah, amalan yang sedikit tetapi kontinu akan mencegah masuknya virus ”futur” (jenuh untuk beramal).Apabila seorang hamba berhenti dari amalan rutinnya, malaikat pun akan berhenti membangunkan baginya bangunan di surga disebabkan amalan yang cuma sesaat. Al Hasan Al Bashri mengatakan, ”Sesungguhnya bangunan di surga dibangun oleh para Malaikat disebabkan amalan dzikir yang terus dilakukan. Apabila seorang hamba mengalami rasa jenuh untuk berdzikir, maka malaikat pun akan berhenti dari pekerjaannya tadi. Lantas malaikat pun mengatakan, ”Apa yang terjadi padamu, wahai fulan?” Sebab malaikat bisa menghentikan pekerjaan mereka karena orang yang berdzikir tadi mengalami kefuturan (kemalasan) dalam beramal.” Semoga dengan penjelasan hadis diatas kita semakin bersemangat dalam setiap amalan tampa memandang kecil atau besar tapi yang terpenting adalah terus-menerus(istiqomah)