image

Term Pendidikan dalam Al-Qur'an (Part 3)

Pada dua tulisan sebelumnya, penulis telah menjelaskan kata “dalam Al-Qur’an” yang mengandung nilai pendidikan yakni ta’lim dan tarbiyah. Secara kesimpulan dari kedua kata tersebut adalah, ta’lim mengarah pada pembentukan akal manusia, sedangkan tarbiyah pendidikan mental manusia.

Pada tulisan kali ini, penulis menemukan term pendidikan dalam Al-Qur’an yang disebut dengan ta’dib. Ta’dib berasal dari addaba yang berarti perilaku dan sopan santun. Kata ini juga berarti do’a. Kata ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba yang berarti mendidik atau memberi adab. Dan ada yang memahami arti kata tersebut sebagai proses atau cara Tuhan mengajari Nabi-Nya, sebagaimana dikatakan oleh Nuqaib al-Attas. Menurutnya, istilah ta’dib dalam pendidikan Islam digunakan untuk menjelaskan proses penanaman adab pada manusia. Penanaman ini terjadi karena adanya proses pendidikan yaitu pengenalan dan pengakuan tentang hakekat bahwa pengetahuan dan wujud itu bersifat teratur dan hirarkis sesuai dengan tingkatan dan derajat  potensi jasmaniah, intelektual, dan rohaniah seseorang.

Pendidikan Islam merupakan ekivalensi dari term al-ta’dib tersebutlah yang paling cocok untuk digunakan sebagai istilah dalam pendidikan Islam. Hal ini karena konsep ta’dib-lah yang diajarkan nabi Muhammad Saw. kepada umatnya. Lebih lanjut al-Attas mengatakan bahwa orang yang terpelajar adalah orang baik. Dan baik yang dimaksud adalah adab, yang meliputi kehidupan spiritual dan material seseorang yang berusaha menanamkan kualitas kebaikan yang diterimanya.

Selanjutnya al-Attas mengatakan konsep al-Ta’dib-lah yang lebih baik ketimbang al-Tarbiyah dan al-Ta’lim. Menurutnya, jika konsep al-Ta’dib itu harus dipahami secara benar-benar dan menyeluruh. Karena struktur konsep al-Ta’dib sudah mencakup unsur-unsur ilmu dan instruksi (al-Ta’lim) serta pembinaan yang baik (al-Tarbiyah). Walaupun dalam alqur’an itu sendiri tidak menggunakan istilah adab ataupun istilah lainnya yang memiliki akar kata  yang sama dengannya, akan tetapi perkataan adab itu  sendiri dan cabang-cabangnya  sering disebutkan dalam ucapan-ucapan  (al-hadis) nabi Muhammad Saw., para sahabat, puisi-puisi ataupun karya karya sarjana muslim yang datang setelah mereka.

Pendapat ahli lain mengatakan, perkataan ta’dib sebagaimana dijumpai dalam hadis memiliki pengertian pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikan rupa, sehingga membimbing kea rah perkenalan dan pengakuan kekeuasaan dan keagungan Allah di dalam tatanan wujud dan keberadan-Nya.

Wallahu a’lam bissawab.


Penulis: Sage al Banna,S.Ag, M.Pd. (Guru SMA Islam Athirah 1 Makassar)

Previous PostWanita Bekerja dalam Islam
Next PostSPIDI Aqsha Nasional Competition 2021 Vol.6, SMP Islam Athirah Bone Sabet 2 Titel Juara